RUDALJARAK JAUH: Angkatan Laut Iran, kemarin, menguji tembak dua rudal jarak jauh yang
dilaporkan mampu menghancurkan pangkalan Amerika Serikat dan Israel di kawasan itu.(31)
dilaporkan mampu menghancurkan pangkalan Amerika Serikat dan Israel di kawasan itu.(31)
TEHERAN - Iran kembali unjuk kekuatan selama
latihan perang di Selat Hormuz. Sehari setelah
melakukan uji coba rudal jarak menengah,
Teheran, kemarin, menyatakan sukses menguji
tembak dua rudal jarak jauh
latihan perang di Selat Hormuz. Sehari setelah
melakukan uji coba rudal jarak menengah,
Teheran, kemarin, menyatakan sukses menguji
tembak dua rudal jarak jauh
Iran ingin menunjukkan bahwa
militernya mampu menghancurkan
pangkalan Israel dan Amerika
Serikat di kawasan itu jika diserang.
Pengumuman itu disampaikan di
tengah meningkatnya ketegangan
tentang program nuklir Iran yang
diributkan. Negara-negara Barat
yakin Iran tengah mengembangkan
bom atom, namun Teheran membantahkan.
Bahkan, pekan lalu, republik
Islam itu menyatakan akan menghentikan
aliran minyak melalui
Selat Hormuz jika Barat benarbenar
melaksanakan ancamannya
untuk memberlakukan sanksi terhadap
ekspor minyaknya.
”Kami telah menguji tembak rudal
jarak jauh permukaan-ke-laut yang
disebut Qader (yang berarti mampu)
dan sistem rudal lain yaitu Nour
(cahaya). Rudal-rudal tersebut
mampu menghancurkan sasaransasaran
yang ditetapkan sebelumnya
di Teluk,” kata wakil Komandan AL
Mahmoud Mousavi kepada kantor
berita Iran IRNA.
Menurutnya, para pengamat dari
sekutu Arab terdekatnya, Suriah,
menghadiri hari terakhir latihan
perang yang berlangsung selama 10
hari tersebut.
Sanksi Baru
Iran memulai latihan militer di
Teluk pekan lalu sebagai respons atas
meningkatnya tekanan Barat atas
ambisi nuklirnya.
Teheran juga memperingatkan
akan menutup Selat Hormuz jika
sanksi diterapkan bagi ekspor
minyaknya, yang notabene sumber
pendapatan utama negara tersebut.
Namun, kemarin, Iran menyatakan
tidak berniat menutup selat tersebut
namun melakukan latihan ”purapura”
menutup perairan vital tersebut.
”Belum ada perintah untuk
menutup Selat Hormuz. Namun
kami mempersiapkan berbagai skenario,”
kata televisi pemerintah
mengutip komandan AL Habibollah
Sayyari.
Sementara itu Uni Eropa tengah
mempertimbangkan untuk mengikuti
langkah AS dalam melarang
impor minyak mentah Iran. Minggu
lalu, Presiden AS Barack Obama
mengesahkan sanksi-sanksi baru terhadap
Iran.
Washington meningkatkan tekanan
dengan memberlakukan sanksi
terhadap lembaga keuangan yang
berkaitan dengan bank sentral Iran.
Jika diterapkan secara ketat, sanksi
tersebut memungkinkan sebagian
besar pemilik kilang minyak tidak
bisa membeli minyak mentah dari Iran.
Sumber : Suara merdeka 03, Januari 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar